Kekhawatiran dan ketakutan akan dampak buruknya pada kesehatan, tentu saja langsung menghinggapi warga China itu sendiri, yang notabenenya adalah konsumen terbesar dari produk lokal mereka. Sudah banyak yang menjadi korban, sebagian besar adalah anak-anak serta bayi. Yang meninggal duniapun tidak sedikit. Makanya, diseluruh penjuru China, tampak banyak warga dengan wajah panik dan khawatir yang sebagian besar adalah ibu-ibu, rela antre sampai memanjang untuk memeriksakan kesehatan mereka, dipos-pos kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintahan setempat.
Bagaimana dengan negara-negara diluar China? Tentu saja otoritas pemerintahan masing-masing negara segera bertindak. Ada yang langsung menghentikan dan melarang impor makanan dari China, menariknya dari pasaran, dan lain sebagainya. Namun masih cukupkah tindakan dari pemerintah? Sama sekali tidak. Dalam hal ini, dibutuhkan kepedulian dan kejelian dari diri kita sendiri untuk meng-antisipasinya.
Informasi penting ini saya dapat dari kiriman email seorang sahabat saya yang telah lama bermukim di Singapura, yang sangat peduli dengan kesehatan. Katanya sekarang ini, para pengusaha China telah menyadari bahwa konsumen sangat menghindari produk-produk makanan buatan China. Jadi, untuk menyiasatinya mereka sengaja tidak mencantumkan dari negara mana produk itu berasal. Lalu dapatkah kita mengetahui dan membedakannya? Mana buatan China, Taiwan, USA atau Jepang?
Jawabannya bisa, yaitu dengan melihat barcodenya. Produk dari China memakai barcode tiga digit, yaitu : 690, 691, 692.
Dibawah ini adalah contoh produk asal Taiwan dengan barcode : 471
00 ~ 09 Produk asal USA & Canada
30 ~ 37 Produk asal Perancis
40 ~ 44 Produk asal Jerman
49 Produk asal Jepang dan 50 Produk asal Inggris